Minggu, 23 Oktober 2011

[Patut Diberi Salut] Anissa Utami Seminar : Panjatkan Syukur Melalui Foto


Bagi Anissa Utami Seminar, fotografi adalah hal yang menyenangkan, tidak rumit, dan menjadi medium alternatif penerjemah pesan. Kegemarannya jalan-jalan sejak kecil membawa gadis yang akrab dipanggil Ayie ini selalu ingin mendokumentasikan keelokan sejauh mata memandang.

Lahir di Kanada dan mengenal fotografi berawal dari sekedar iseng belaka. Bagi Ayie, melukis cahaya melalui viewfinder juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa syukur kepada yang Maha Pencipta atas anugerah keindahan alam dan segala isinya.

Di sela-sela kesibukannya menggeluti semester akhir di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran. MALU berkesempatan mengisi senggang waktu berbincang-bincang dengannya tentang filosofinya memotret dan kegemarannya akan travel photography



Hi Ayie kamu dan saya (MALU) sama-sama besar di Jatinangor yah, menurutmu apa yang bisa diceritakan tentang Jatinangor dan dunia fotografinya? 
Iya, saya bersyukur bisa hidup di Jatinangor. Biaya hidup masih terhitung murah *curhat*. Jatinangor dan dunia fotografi? Ehm... jujur aja saya kurang ngerti. Saya ini anak pemalu, saya jarang hunting di Jatinangor, saya juga nggak ikut komunitas fotografi di kampus. Sekali waktu saya ikut komunitas fotografi jurusan tapi nggak terlalu aktif. Jadi sejujurnya saya tidak terlalu mengerti tentang Jatinangor dan dunia fotografi. Tetapi, minat saya dalam fotografi memang lebih banyak terasah saat saya di Jatinangor, karena dalam setiap acara kampus saya selalu nyangkut di divisi dokumentasi.

Bagaimana sih cerita masa kecilmu ?
 Masa kecil saya Alhamdulillah bahagia tapi agak ceroboh dan sering dapet luka disana-sini. Kebetulan saya masa kecil dihabiskan di Kanada, berhubung Ayah saya lagi menyelesaikan studi di sana. Sayangnya karena saya masih kecil, tidak banyak hal-hal yang terekam dengan jelas tentang kehidupan saya di Kanada. Kata Ibu saya sih, semenjak saya umur 3 bulan, saya udah sering dibawa jalan-jalan (maksudnya digendong) kesana kemari. Waktu umur 1 tahun lebih saya juga udah diajak jalan-jalan (maksudnya jalan kaki) kesana kemari dan katanya saya jarang ngeluh. Mungkin itu yang bikin saya punya hobi jalan kaki.

Apa kebiasaan jalan jalan sejak kecil itu yang membuatmu sekarang gemar berjalan-jalan dan memotret saat perjalanan tersebut ?
Iya. Kalau dulu sih semacam bukti kalau udah pernah jalan-jalan kesana kemari. ke sini-sininya karena sering ngeliat foto-foto jalan-jalan orang bagus jadi pengen motret hasil foto yang bagus juga

Waw, udah kemana aja emang?
paling jauh ke Eropa Barat, sisanya di Indonesia semua, rata-rata ke pantai

Wah pantas banyak pantai dan pepohonan di galerimu, ada apa sih emang dengan pantai, pohon dan kamu?
Pantai dan pohon itu mewakili keteduhan, bagi saya. Saya ini orangnya pemalu. Keramaian nggak selalu bisa membuat saya lebih tenang. Jadi saya lebih baik ‘sembunyi’, entah duduk di bawah pohon sambil baca buku kalau nggak motret, atau kalau lagi niat ya lari ke pantai, duduk diem di atas pasir, nikmatin angin dan suara deburan ombak. Momen-momen ‘teduh’ begini yang bikin pikiran saya lebih tenang. Saya juga suka pegunungan sih, tapi saya belum sampai hatinya untuk naik gunung. Semoga di lain waktu dapet kesempatan buat naik gunung.



Wah, kamu mengingatkan saya pada tokoh Watannabe di Norwegian Wood, baca buku, naik gunung. Apa kamu juga punya ketertarikan di media lain selain fotografi ?
Menulis dan sedikit-sedikit gambar dan lukis. Tapi masih malu buat publish :p

Kamu suka sekali jalan-jalan, apa tempat yang paling ingin kamu singgahi dan ingin kamu dokumentasikan? Kenapa? 
Awalnya, keinginan pertama saya adalah ke Kanada. Alasannya, karena Kanada adalah tempat kelahiran saya dan saya belum pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk kesana. Selain itu, keindahan alamnya juga menarik perhatian saya, dari gunung, danau, air terjun, sungai, pantai, bahkan aurora dapat disaksikan di Kanada. Tetapi, setelah menonton film Eat, Pray, and Love, saya ubah keinginan pertama saya. Saya yakin seyakin-yakinnya, kalau Indonesia adalah tempat yang paling indah. Kekayaan dan keindahan alam Indonesia itu sulit disaingi oleh negara-negara lain. Jadi, keinginan saya yang paling utama adalah keliling Indonesia. Semoga. Insya Allah ada kesempatannya.

Apa travel photography memang genre fotografi favoritmu?
Kalau dibilang genre favorit sih bisa aja. Tapi saya nggak pernah benar-benar memilih satu genre sebagai spesialisasi saya. Ya karena itu tadi, saya memotret karena saya menginginkannya.


Kamu senang menyampaikan pesan-pesan melalui medium sebuah foto. Tidak menarik kalo saya tanya langsung isi pesannya, saya tanya tentang proses kreatifnya aja deh, gimana kamu mencoba menyampaikan sebuah atau beberapa kalimat melalui medium sebuah foto ?
Kembali lagi kepada omongan saya sebelumnya, saya memotret karena saya menginginkannya. Foto-foto saya lebih banyak bergantung pada mood saya. Kalau saya lagi sedih, bawaannya pengen foto-foto yang melankolis. Kalau saya lagi seneng, bawaannya pengen foto yang bener-bener ceria. Kalau saya lagi pengen menyemangati orang di sekeliling saya, saya bawaannya pengen foto yang indah-indah. Intinya, motret bener-bener cara saya untuk berekspresi. Dan saya kebiasaan menambahkan kata-kata di dalam foto saya. Mungkin karena saya orangnya pengennya straight to the point, gak ingin ngasih teka-teki atau basa-basi. Sebisa mungkin saya ingin langsung menyampaikan maksud foto-foto saya.

Sudah adakah foto yang begitu berarti buat kamu atau sangat kamu banget ? Kalo iya, bisa ceritakan ?
Wah mungkin, rangkaian foto ketika saya merasa “tersesat” kali yah, yah ujung-ujungnya saya cuma bisa konsultasi sama Tuhan. Nah perasaan seperti itu yang pengen saya bagi. Mau sebanyak apapun telinga kita mendengar, mata kita melihat, akhirnya yang nentuin cuma diri sendiri

Siapa atau apa yang paling mempengaruhimu dalam proses kreatif fotografi ?

Kalau 'siapa', saya suka Ray Bachtiar Drajat. Foto travelingnya bener-bener bikin ngiler. Kalau 'apa', saya banyak dipengaruhi oleh musik. Saya suka dengerin aransemen musik plus lirik lagunya. Nggak bisa dipisahin. Keduanya harus sinkron supaya bener-bener bisa ngasih inspirasi. Terima kasih kepada para pemusik favorit saya yang telah menginspirasi. Terakhir dan paling penting, sang Pencipta :)



Musik? Memang musik apa yang kamu suka ?
favorit sih Tokyo Jihen sama Coldplay

Dari proses kreatif itu, apa kamu punya filosofi sendiri dalam memotret ?
Apa ya? Haha. Mungkin saya bisa cerita dari pengalaman saya jalan-jalan ke Bromo. Bromo itu menakjubkan. Seluruh pemandangan yang saya tangkap disana membuat saya berkali-kali ingat kepada Tuhan yang telah menciptakan keindahan yang luar biasa. Saking takjubnya dengan keindahan itu, saya pikir momen seperti itu harus diabadikan. Demi ingin merasakan perasaan seperti itu lagi, maka saya rasa pekerjaan yang bisa saya lakukan sebagai manusia untuk terus bersyukur atas nikmat Tuhan adalah dengan membekukan momen tersebut. Pada dasarnya, itukan arti sebuah fotografi? Membekukan momen yang ingin kita nikmati lagi dan lagi.

Sebegitu pentingkah fotgrafi itu hingga bisa jadi salah satu cara kamu bersyukur ?
pentingnya adalah penekanan bahwa teknologi ada untuk membuat manusia senantiasa bersyukur. Sekarang kan banyak tuh yang mengagungkan kecanggihan teknologi, mungkin manusia khilaf kalau teknologi juga gak akan ada kalau bukan karena Tuhan. Fotografi hanya salah satu teknologinya saja, yang kebetulan saya punya alat dan ketertarikan untuk mendalaminya. Begitu juga dengan para designer beserta software dan hardware-nya, seleb twitter dengan twitternya, videografer dengan alatnya, pelukis dengan tinta dan kanvasnya... Dan seterusnya...

Ada perasaan sentimentil nggak saat atau setelah melakukannya?

Iya, dan kalo memang saya rasa itu pas banget, perasaan saya tiap kali ngeliat hasil foto sama waktu saya nangkep foto itu, selalu sama.kaya dibawa kembali gitu. 
Foto yang saya tangkap sama kondisi waktu saya lihat dengan mata saya sendiri. Ya kayak dibawa kembali ke momen saya ngambil foto itu, perasaannya sama






Ohh.. kalo kamu bilang foto bisa jadi medium bersyukur sama Tuhan, pernah ngerasa sedekat apa sih sama Tuhan melalui foto?

Secara garis besar sih, apa ya, kayanya pun terlalu sombong kalau saya bilang saya sadar saya nggak ada apa-apanya di mata Tuhan, tapi saya juga bersyukur bisa ingat sama Tuhan karena hal-hal duniawi seperti teknologi

Hmm, ada ungkapan bahwa good photos are just like good jokes, if you have to explain it, it just isn't that good, menurut kamu gimana?
Walah masa sih? Hahaha saya baru tau ada omongan begitu. *kuper* Sebenarnya itu pilihan pada fotografer sih, ada yang emang ingin menjelaskan maksud fotonya tapi ada juga yang membiarkan para penikmat menginterpretasi sendiri. Sama lah kaya penulis, emang ada yang sengaja nggak pingin terlihat secara gamblang maksud dia apa, tapi ada juga yang ingin menjelaskan secara terus terang pesan dia itu apa. Hmm... ya seperti itu lah.

Hmm oke, dunia fotografi sekarang udah berkembang dan melahirkan fenomena" baru, seperti misalnya fotografi yang semakin "mudah" dimiliki banyak orang atau menjadi tren yang mulai kehilangan substansi fotografi itu sendiri, bagaimana menurut kamu ?
Sebenarnya saya banyak terbantu juga dengan kemudahan dalam mengerti fotografi dan memiliki alat-alat fotografi. Informasi tentang fotografi jadi mudah ditemukan dimana-mana. Tidak terbatas seperti pertama kali saya mendalami fotografi. Jadi fenomena “kemudahan” itu menurut saya tidak aneh. Kalau tentang fotografi menjadi kehilangan “isi”nya sih, saya ngerasanya karena banyak yang lebih mengutamakan kecanggihan alat. Nah saya takut aja, pada akhirnya berekspresi dan berkreasi bergantung pada kecanggihan alat. Saya kurang setuju nih ama fenomena begini.






Temen saya ada tuh yang suka travel photography juga, tapi dia beranggapan alat adalah hal yg plg penting dalam memotret, terutama di travel photography, menurut kamu sebagai sesama penggemar travel photography bagaimana?
kalo mengharapkan kualitas yang perfect, pastilah alat punya peranan penting. tapi kalau saya, jujur itu nggak terlalu punya andil besar, selama saya rasa saya bisa nangkep keindahan yang sama dengan yang mata saya liat, saya udah puas

Terus kalo menurut kamu travel fotografi sekarang seperti apa sih ?
Kalau yang saya tangkep sih, travel fotografi itu sekarang tujuannya untuk promosi semata, lebih mendorong orang lain untuk datang kesana dan merasakan hal yang sama dengan si fotografer. Kadang saya suka ngerasa foto-fotonya jadi agak berlebihan karena terlalu banyak diedit sana-sini biar keliatan makin dramatis.
Saya juga pernah baca di salah satu komunitas fotografer online, katanya travel fotografi itu tidak spesial karena cuma jeprat-jepret kondisi aja. Padahal menurut saya gak sama sekali, namanya juga fotografi, supaya hasilnya spektakuler ya harus nunggu momen :P

Saya masih bingung dengan jawaban “untuk promosi semata"..bisa dijelasakann lagi..
iyah, digital imaging kayanya malah bicara banyak dan ya oke sih jadi indah, tapi yang ada malah palsu. Kan kecewa kalo ternyata ada orang yang mau kesana buat ngeliat keindahan yang sama tapi ternyata yang ada dibayangan otaknya gak seindah saat dia melihat foto.

Hmm seperti yang di brosur-brosur agen travel gitu ya maksudnya?
ho oh, dan.. kayaknya menurut saya, travel fotografi itu pentingnya adalah berbagi perasaannya, gimana sih rasanya ngelihat sesuatu yang menakjubkan dan ingin ngasih tau ke orang "saya takjub ngeliat pemandangan ini, kalian juga kan?" imho deh tapi

Cita cita kamu memangnya apa?
cita-cita saya dari dulu sih jadi dosen, tapi nggak mau ngajar doang, maunya sambil jadi fotografer juga. hahahaha *banyak mau*

Hmmm oke deh, harapan kamu dengan dunia fotografimu apa sih kedepannya, dan apa yang akan kamu lakukan untuk mencapai hal itu ?
 Saya harap fotografi tidak hanya menambah kemampuan saya tetapi juga sebagai salah satu alat bagi saya untuk terus mengagumi ciptaan Tuhan. Saya juga ingin lebih menekuni fotografi, mungkin dengan menghilangkan sisi pemalu saya untuk bergabung dengan komunitas fotografi atau lebih banyak memperlihatkan karya-karya saya di ruang lain selain di dunia maya. Semoga karya saya bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang menikmatinya.



kunjungi galeri foto Ayie di sini 


Tulisan ini merupakan kontribusi dari Indra Arief Pribadi, pemuda lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi, Unpad, yang sedang merintis kariernya sebagai seorang wartawan media cetak. Selain menulis, Indra juga gemar fotografi. Sebuah kompetisi fotografi tingkat nasional pernah dimenangkannya. U yeah.. 

...

Tertarik untuk berkontribusi? coba kirimkan ide kontribusi kalian ke memangterlalu@gmail.com . Kami menerima kontribusi yang berupa: foto serial, foto tunggal, esai mengenai fotografi, ulasan pameran, interview fotografer yang patut diberi salut, dll. 



4 komentar:

  1. terlepas dari isinya, fokus tulisannya agak kemana-mana nih haha, maaf ya MALU dan Ayie :D

    BalasHapus
  2. "Saya suka dengerin aransemen musik plus lirik lagunya. Nggak bisa dipisahin. Keduanya harus sinkron supaya bener-bener bisa ngasih inspirasi"
    THIS is sooo me ;)
    sukses buat ayie :D

    BalasHapus