Bertempat di Grand Indonesia, Jakarta, 20-28 Februari, ratusan bahkan ribuan foto jepretan kamera Lomo dipamerkan. Ya, ini adalah hajatan besar Lomonesia, komunitas Lomography Indonesia. Kurang lebih 200 lomographer dari 8 kota yang tergabung di Lomonesia ikut sumbang karya.
Disana mata kita bakal disuguhi sama tampilan visual yang sangat ciamik pren!. Ada Lomo Wall dan display berbentuk manusia dan binatang yang ditempeli foto-foto ukuran 3R tersusun rapih. Beberapa ABG yang ngalungin Lomo juga secara nggak langsung jadi hiasan disana. Hehe.
Pastinya acara ini udah disiapin dari jauh hari jack! “Kita mulai ngerencanain dari bulan Desember, rencana awalnya sih Januari, namun jadinya sekarang deh,” ujar Fajri salah seorang panitia.
O ya, nggak Cuma pameran ada juga workshop-workshop mengenai lomography yang nggak kalah serunya. Disana bakal dipaparin semua hal yang mengenai Lomo termasuk tips n triknya. So, untuk kalian yang penasaran buruan deh liat.
begitulah Crowd di hari pertama.
Beberapa foto yang MALU suka.
Sepertinya panitia nggak rela ada space kosong sedikit pun, tembok juga dikaryakan jack!
Kennnna dehhh!!. pasti tau kan, kalo si Cewek yang di kanan itu lagi minta di fotoin sama adeknya, posenya yaa sambil megang lomo lah.. hehehe
Terakhir, biar kayak Lomo fotonya di buat panorama.yihii..
-----
Lalu kemudian, MALU melanjutkan obrolan dengan si Fajri itu, masih tentang Lomo pastinya. Mari kita simak..
Bener nggak sih kalau Lomography itu nggak mau dibilang bagian dari fotografi. Gua sering denger tuh kalau Lomographer itu bukan photographer?
Sebenernya nggak gitu, malah para fotografer (pengguna kamera biasa) itu yang bilang kalau Lomo itu bukan fotografi, mungkin karena kamera Lomo tuh identik dengan penyimpangan dari kamera normal.
Trus, setuju nggak lu kalau lomography itu tren?
Iya, emang begitu, Lomography itu gaya hidup. Tapi gua nggak suka tuh sama orang-orang biasanya ABG yang pengen punya Lomo untuk lucu-lucuan doang.Wah bener banget tuh, gua setuju banget sama lu. Eh, jadi Lomography itu tok gaya hidup, bukan sebagai alat untuk mengekspresikan diri?
Ada juga sih beberapa orang yang menganggap Lomo itu untuk pengekspresian mood. Malah ada temen gua yang Lomonya mood-mood an. Kadang bisa kadang nggak bisa, jadi harus didiemin lama gitu baru si kamera mau jalan lagi.
Oh iya, kalau menurut lu yang jadi cirri khas dari foto-foto Lomo apa sih?
Kebebasan. Kita bebas motret apa aja, dengan gaya apapun. Dan kalau dari tehnik lomo itu terkenal dengan tehnik Shot on the heel, alias menopangkan kamera di paha, trus jepret-jepret deh tanpa ngeliat. Dan satu yang penting, di lomo tuh nggak ada tingkatan jago atau enggaknya. Wah iya juga yah, kalau di dunia fotografi yang konfesional kan selalu diributin masalah teknis dan jago-jagoan. Oke deh.. salut untuk Lomo Sapiens (makhluk yang menggunakan Lomo sebagai alat hidupnya)
"alon-alon asal kelakon, biar Lomo asal selamat."
pertamaxnya diamankan dulu
BalasHapuskeren-keren....
BalasHapuskalo pake kamera normal tapi melakukan penyimpangan berarti lomografer?
BalasHapus