"Tekanan-tekanan itu"
Sebuah apresiasi foto "insomnia" karya Jeff Wall.
oleh: Purna Cipta Nugraha
foto: Jeff Wall
Sesosok pria sedang berbaring di bawah meja makan di sebuah dapur, berusaha memejamkan mata dengan posisi membaringkan tubuh. Itu adalah gambaran umum karya photo dari Jeff Wall berjudul “Insomnia” ini. Pada karya tersebut terlihat pria membaringkan tubuh dengan posisi tidak cukup nyaman karna walaupun dia berada di bawah meja, ia tetap menghidupkan lampu dan memposisikan diri tidak terlindung dari terpaan sinar lampu.
Dilihat dari kondisi ruang tersebut, tokoh dalam foto ini terlihat mencoba mencari sesuatu yang bisa membantunya terlelap. Entah itu berupa asupan makanan atau pun obat-obatan. Hal tersebut terlihat dari posisi laci pada bagian atas tempat memasak di dapur tersebut terbuka, terlihat beberapa benda seperti obat-obatan maupun makanan di dalam laci. Foto pada karya ini masih menunjukkan beberapa kejanggalan seperti pakaian tokoh dalam foto ini, walaupun ia menggunakan celana olahraga, ia masih menggunakan kemeja layaknya orang berkerja. Rambutnya yang basah menunjukan ia melakukan olahraga untuk dapat memejamkan mata.
Ruangan dalam foto ini pun semakin menunjukan situasi yang kontras dengan kondisi hati dan pikiran tokoh yang cenderung tidak beraturan. Ruang yang tertata cukup rapi, bersih, hampir semua benda terletak ada tempatnya, sangat kontras dengan jiwa tokoh utama yang tidak tenang, ragu-ragu, cemas dan tidak mampu untuk mengistirahatkan tubuh tokoh utama yang berumur sekitar 30-an. Photo ini pun semakin dapat diartikan sebagai sebuah rekonstruksi dimana pekerja yang satu ini berusaha secepat mungkin untuk dapat beristirahat untuk kemudian secepat mungkin pula bangun dan kembali ke rutinitas pekerjaan 24 jam sehari.
Gambaran umum dan beberapa detail kecil dalam foto ini mengingatkan saya akan banyaknya warga negara Eropa (bukan berarti hal ini tidak terjadi di wilayah lain selain Eropa) yang secara berlebihan berkerja pada institusi, lembaga maupun perusahaan yang akhirnya merenggut kehidupan pribadi mereka. Berkerja dari pagi hingga malam ditambah dengan deadline yang menekan dan memaksa mereka, mereka juga dituntut untuk mengurangi atau bahkan menghapus beberapa kebutuhan dasar manusia, yaitu beristirahat.
Berusaha untuk tidur tidak membuat mereka rileks karena terbayang akan deadline kehidupan pekerjaan yang seakan menjadi kewajiban sekaligus “phobia” tersendiri. Kehidupan kerja yang diharapkan oleh sang tokoh demi mendapat pemenuhan kebutuhan dasar hingga aktualisasi diri ternyata justru mengikat, memaksanya melepas tujuan awal yang pribadi menjadi sebuah pekerjaan demi memenuhi kebutuhan perusahaan akan profit sebesar-besarnya.
Foto ini tentang kita. Keadaan sosial kita. Yang terbentuk karena sebuah pola supply and demand yang tak terkontrol dan merujuk pada pola kerja perusahaan yang menekan para pekerja ke titik orientasi mesin yang dapat bekerja tanpa henti demi memenuhi demand tersebut. Memang tak terlihat justifikasi yang berusaha di angkat oleh pembuat karya, jawaban bukan merupakan tawaran yang disediakan oleh Jeff Wall pada karya ini. Persoalanlah yang menjadi obsesi untuk eksplorasi yang tak terbatas akan kondisi sosial yang terjadi disekitar kita dan sensitif terhadapnya. Sensitif terhadap sosial merupakan hal yang juga tumpul
foto jeff wall bagi saya menarik..juga apa yang coba teman purna tangkap melalui tulisannya, kesan pertama yang segera ditangkap oleh saya adalah situasi penuh kecemasan (body language objek;tempat dan peran), sepertinya demikian gambaran ketika gejala psikologis dari stress pekerjaan yang bisa disebapkan oleh banyak faktor mulai dari 'tekanan' sampai pada result, pada akhirnya...cukup berhenti sejenak memandang foto ini dan menyimpannya sebagai kesan dan pesan. bravo..(vivian)
BalasHapus