Jumat, 27 Agustus 2010

Patut Diberi Salut: RENALDY KUSUMA

Saat itu adalah pertengahan tahun 2008 ketika kawan kita satu ini mulai jatuh hati dengan foto-foto jepretan temannya yang ternyata masih menggunakan kamera-kamera tustel. Tak lama setelah itu Fujica MA 1 menjadi kamera koleksinya yang pertama. Hingga kini udah ada lebih dari 50 biji kamera-kamera yang berharga nggak lebih dari 300 ribu udah memenuhi lantai kamarnya. Pasar loak, studio foto tua, dan online shop masih menjadi tempat dia berkeliaran untuk mencari kamera-kamera lainnya.





Kalian yang sering berkeliaran di forum-forum kamera plastik, kamera analog serta forum kamera lo fi lainnya pasti udah kenal sama kawan kita ini. Dia adalah Renaldy Kusuma, atau biasa dipanggil Enad selain panggilan “Woy” ketika di keramaian. Masih belum kenal juga? Hmmm mungkin nama Jellyplayground akan membantu kamu mengingat. Karena melalui blognya yang diberi nama JellyPlaygorund itu Enad selalu menampilkan foto-fotonya, kamera-kamera kesayangan nya yang bikin udah pasti bikin ngiler para kolektor lain.




Enad tau betul kalau para anak-anak muda sekarang juga sedang banyak yang menggeluti kamera lo fi, nggak jarang Enad ngadain kompetisi kecil-kecilan untuk mendorong kita untuk semakin kreatif dan semangat motret. “Banyak juga yang beli kamera dengan harga yang nggak murah, namun dalam kurun waktu tertentu kameranya sudah tidur-tiduran. Padahal kalo mau dipake lebih niat, kamera-kamera mainan bisa juga hasilin karya yang menarik dan menakjubkan,” jawab kawan kita yang bermimpi bisa ngebuat kamera dengan disainnya sendiri ini ketika ditanya tentang motivasinya dalam ngadain lomba. Sungguh inspiratif bukan.



Sebenernya apa sih yang bikin fotografi analog itu menarik?

“Serunya bisa dapet kenalan-kenalan baru di komunitas, dapet temen-teman baru. Dan nyari-nyari kamera-kamera yang asik dan rare itu ada sensasi sendiri. Selain itu banyak yang bisa diutak-atik di kamera ini. Bisa dirombak, dimodif, dikasi aksesori, hacking, ekplore berbagi jenis filmnya, sampe proses scannya” Jawab Enad.



Nah, jadi tau kan gimana asiknya main fotografi film. Ibaratnya, fotografi analog itu akan lebih seru diprosesnya yang nggak bisa didapetin di fotografi digital yang serba instant itu. Selain itu, setelah tau proses di fotografi analog udah pasti kita bakal lebih ngehargain pas pake kamera digital.



Kalau dilihat-lihat, foto-foto yang pake kamera plastic atau lo fi itu cenderung mengekspresikan mood, ke-absurdan, dan ekperimental . Nah kalau elu gimana?

"Kalau gua sendiri emang kadang suka bereksperimen. Untuk biasanya, gua selalu moto apa yang emang gua pengen gua foto. Yang gua ekspresikan ya apa yang menurut gua itu bagus, enak diliat, bisa dinikmati, seenggaknya buat gua sendiri. hehe."



Fotografi for fun, setuju?

"Setuju. kalo ga fun ngapain moto hehe"
  
Selain nasi goreng dan jus alpukat, ada pesanan lain nggak untuk kawan-kawan?

"Dipake kameranya, jangan sampe jamuran hehe"

Oia, sekarang Enad sedang menggelar pameran "Evening Memories" besutan Far Magazines. Kalian yang lagi lewat jalan Dago, Bandung sempatkan diri untuk mampir ke Galeri Padi, Oke..!


nb: 
Keterangan Foto: 
1. Mushroom  
    Cam: Zenit ET with lucky color 200 
2. Blink 
    Cam: Yashica 35 Mc with Kodak Colorplus
3. Geri Segitiga
    Cam: Yashica T5
4. Labirint 
    Cam: Canon Super Prima 28V with kodak colorplus
5. Nt 
   Cam: Octopus- Neopan
6. Roses 
   Cam: Yashica T5
7. Summer Freeze
    Cam: Vivitar with Agfa
8. We walk 
     Cam: Fujica Ma-1 with Fujichrome astia
9. Rrawr 
     Cam: Diana f+ kodak ektacolour

1 komentar: