Lebih Intim Dengan 'Tante' Fujica M1

Pasti sering dong ngeliat anak-anak muda nenteng kamera. Eits, tunggu dulu, kamera yang biasa ditenteng oleh beberapa anak muda sekarang  emang bikin sedikit heran. Di jaman yang udah serba instan dan high tech ini, kamera plastik justru menjamur lagi jumlahnya. Salah satu yang banyak digunakan dan banyak dicari adalah Fujica M1. Seperti apa sih si kecil satu ini, mari kita review sedikit. 

Kamera ini masih mudah dicari di bursa  fotografi di internet, karena kelangkaannya pasti harganya pun bersaing. Menurut pengamatan saya harganya berkisar di angka 80 ribu hingga 120 ribu. Saya sendiri pun membelinya di Kaskus.us dengan harga 110 ribu. Tapi kalau kalian ingin mendapat harga murah, coba lah main ke pasar barang-barang bekas. Tak jarang benda klasik ini masih bisa ditemukan, bahkan dengan harga dibawah 30 ribu.

Daripada kamera plastik, saya lebih suka menyebut fujica M1 ialah kamera low tech alias berteknologi rendah. Selain dibuat dari bahan plastic nan ringkih, untuk bisa mengoprasikan kamera ini pun tidak perlu menggunakan battere. Pastinya, kamera ini masih menggunakan film 135 sebagai medium penangkap cahaya. (CMIIW).

Kalau dibanding dengan kamera low tech berinsial L.O.M.O nan ngetren itu, Fujica M1 masih unggul menurut saya. Apalagi setelah sempat meminjam dan ngoprek LOMO. hehe.


Kalau kalian yang pertama kali menggunakannya, pasti sedikit bingung ketika ngeliat hasil jepretan yang nggak seusai dengan apa yang diliat di viewfinder. Yap, kalo diliat dari posisinya aja, letak view findernya tidak sejajar dengan letak lensanya. Sementara gambar yang terekam ialah gambar yang diliat dari lensa, bukan dari viewfinder. nah hal seperti ini biasa disebut dengan istilah parallax. So, kita harus sedikit menggeser beberapa senti setelah mendapat angel yang tepat.

Selidik punya selidik, ternyata Fujica M1 adalah produksi asli Indonesia lho. Adalah PT Honoris Industry, anak perusahaan dari PT Modern Photo, lah yang memproduksinya. Saat itu adalah kisaran tahun 80-an ketika Fujica M1 atau biasa disebut juga Fujica MA1 di beberapa Negara, diproduksi.  Fujica M1 tersedia dalam tiga warna, hitam, putih dan merah. Namun yang banyak ditemukan saat-saat ini adalah warna hitamnya. Tersedia juga blitz alias flash yang terpisah dari badannya. Tapi dudukan flashnya itu bisa digunakan semua jenis flash kok, termasuk flash yang biasa dipakai di kamera SLR.

Berbicara mengenai hasil, fujica M1 memang memiliki karakter tersendiri, pren!. Coba liat deh di setiap fotonya pasti ada vignette alias lingkaran gelap di pinggirannya.  So, pasti terlihat jelas gradasi tingkat terangnya, bagian tengah pasti selalu lebih terang dari sisinya.

Warnanya yang prematur pun menjadi salah satu keunggulan kamera ini. Dan kalau dibandingkan dengan Lomo, kamera murah yang mahal itu, nggak jauh beda warna-warna “dreamy”nya.

Untuk yang doyan bereksperimen, Fujica M1 juga bisa diakal-akalin. Tehnik multiple exposure pun bisa dilakoni dengan si mungil satu ini. Caranya gampang, setelah selesai satu foto gulung lagi rollnya ke belakang sambil menekan tombol yang ada dibawah. Nah, rasakan deh, kalau udah bunyi klik berarti film sudah tergulung ke roll sebelumnya.

Sepertinya kamera ini cocok untuk foto portrait atau foto dengan objek yang berada di jarak 1-2 meter dari mata. Berdasar pengalaman saya foto seperti itu lah yang terbaik dan tertajam hasilnya.

Hmm apa lagi yah, oiya seperti kebanyak kamera fix lainnya, sepertinya diafragma Fujica pun di set di antara angka 1/8-1/11. Seperti halnya aturan sunny16. . Kalau shutter speednya mungkin 1/125.

Semoga review yang kurang jelas ini malah merangsang kalian untuk langsung mencoba sendiri si Fujica M Fujio ini. Coba kosongkan jadwal, rencanakan kencan dengan si tante ganjen satu ini.

Beberapa hasil fotonya, menggunakan berbagai macam film untuk mengetahui karakternya. hihihi. semoga bisa membantu.
teks dan foto oleh terlalurisky