"Wah ada apa nih.""Ini bro, MALU edisi Pertama mau terbit loh."
"APAAAAAAAAHHHHH!!!!"
"AMAAAAAAAAHHHHH!!!!"
"Loh, loh, loh, kok edisi pertama, salah itung atau salah azhali nih?"
"Oh iya, untung lu kasih tau, padahal kalau ga dikasih tau juga kita akan memberikan kalian tahu agar bisa disisipkan di antara imbuhan penge-an. MALU edisi kali ini ialah edisi pertama, sedangkan edisi kemaren yang udah kalian liat itu ialah edisi nol, semacam siaran percobaanlah."
"OOOOOOOOOOOOOOOh, terus kapan nih mau terbitnya, kok lama amat sih dari edisi sebelumnya itu."
"MALU akan menemani matahari, MALU akan terbit di pagi hari beberapa hari lagi, sebut saja hari Setelah hari dimana kemarinnya orang-orang upacara. MALU akan diumbar ke hadapan kalian semua, MALU akan menampilkan foto-foto yang memang terlalu, memang terlalu keren, memang terlalu fantastis kalau kalian mau tahu. Pokoknya, kalian yang merasa muda, dan mengaku gemar fotografi tapi hanya sekedar gaya akan merasa tertampar-tampar pisang, pisangnya belum matang, oleh MALU. Kalau masalah waktu, Malaikat juga tahu kalau MALU butuh waktu yang cukup lama untuk menjadi juaranya, karena memang MALU butuh memperbaiki ini itu, memperkokoh panggung supaya bisa memang karya-karya yang kelewat dahsyat."
“waw, takuttttttt.”
“so, jangan tanya-tanya lagi deh ke Allan atau Rizki kapan MALU terbit lagi, karena mereka udah cukup malu dan tidak akan menjawab. Cukup tunggu sebentar sambil siapkan dirimu, kencangkan koneksi internet mu, luangkan waktu mu, dan perlebar senyummu untuk menyambutnya, sementara Allan dan Rizki akan membuang malu untuk bisa maju mengumbar MALU.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar